02 April 2012
Aku Bertanya Tentang Cinta
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…
Bumi menjawab:
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Fikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahawa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi tenaga kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menunjang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kukuh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh kerana engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan pancaindera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak kepada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain kepada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”